Berkanyoning dan Terjun Bebas di Curug Sedandang Kaligono, Kaligesing, Purworejo
Hari kedua jalan-jalan gratis bersama Fam Trip Jateng (4-6 Juni 2015) masih berlanjut. Kali ini yang aku eksplore adalah alam di Purworejo, tentu ini sangat menyenangkan. Kali
ini aku dan rombongan kembali mengunjungi desa wisata Kaligono. Tujuan kali ini
adalah berkanyoning (menuruni tebing)
di curug Sedandang. Curug ini mempunyai nama cukup banyak, ada yang
menyebutnya Sidandang, ataupun malah
Sidhandhang. Namun sebenarnya salah
satu curug, dan namanya adalah Sedandang.
Dinamakan Sedandang karena curugnya
mirip sebuah dandang (tepat nanak nasi), maka dari itu ada sebuah patung
replika dandang di depan pintu masuk.
Menyusuri jalanan setapak, aku dan rombongan mulai menuju
lokasi untuk berkanyoning (menuruni
tebing). Seperti halnya di curug Siklothok,
di sini juga ada sebuah jembatan bambu yang dipergukanan untuk
menyeberang. Jembatan penghubung seperti ini mungkin memang sudah biasa
ditemukan di tempat ini. Namun, bagi aku dan rombongan tentu menjadi
sesuatu
pemandangan yang baru. Harus hati-hati saat menyeberangi batang Bambu
ini, karena kalau tidak terbiasa, makan akan sedikit terasa sulit.
Jembatan penyeberangan terbuat dari bambu |
Curug Sedandang
mempunyai banyak kedung air. Tepat di sisi kanan jembatan, jika kita
menyeberangi jembatan. Itu adalah Kedung
Tempuran, sedangkan di bawah jembatan Bambu adalah Kedung Pandan. Kedua kedung ini mempunyai aliran air tidak kuat dan
dangkal. Di sini biasanya dipergunakan untuk anak-anak kecil bermain air. Walau
tidak berbahaya, akan tetapi harus tetap diawasi dan didampingi oleh orang
dewasa.
Kedung Tempuran di Sedandang |
Kedung Pandan di Sedandang |
Rombonganku menuju tempat yang sudah disediakan, sebuah lahan
sebesar lapangan bola voli yang digunakan para pemandu untuk menerangkan apa
itu Kanyoning. Juga dilakukan
pengenalan alat-alat selama beraktifitas, salah satunya tentu life jacket dan helm pelindung kepala.
Para rombongan mengikuti segala intruksi dengan baik, walau beberapa terkendala
bahasa; namun untuk keseluruhan berjalan dengan baik.
Semua peralatan sudah dipakai, selanjutnya mengetes laik
tidaknya pelampung yang telah digunakan. Para peserta dan aku menuruni sungai
menuju sebuah kedung yang cukup jernih airnya. Namanya adalah Kedung Bunder, kedung ini mempunyai
kedalaman sekitar 3 meter. Benar-benar indah, walau kecil namun sangat jernih
airnya. Sebelum rombongan mengetes kelayakan pelampung, aku sudah lebih dahulu
mengabadikan diri di sini. Tidak lama kemudian, seluruh peserta yang akan berkanyoning sudah tumpah ruah di dalam
Kedung Buder.
Kedung Bunder di Sedandang. Airnya sangat jernih |
Uji coba dalam penggunaan pelampung berjalan dengan baik.
Kemudian seluruh rombongan melakukan foto bersama, aku pun tidak luput untuk
ikut mengabadikan. Di sini aku sudah seperti seorang wartawan plus fotografer
dadakan. Semua yang terasa bagus bagiku, aku abadikan semua. Aku pun berjalan
mengikuti rombongan untuk mengikuti aliran air sungai menuju curug Sedandang. Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari Kedung Bunder,
jadi tidak perlu berjalan lama.
Inilah curug Sedandang, ketinggian sekitar 7 meter, dan mempunyai kedalaman yang
hampir sama. Menurut warga setempat, kedalaman curug ini adalah 7 meter, jadi
harus diwajibkan menggunakan pelampung untuk melakukan aktifitas di sini. Mulai
dari lompat bebas, berkanyoning,
ataupun hanya sekedar berenang di bawah. Jujur aku takjub dengan desa Kaligono,
di sini ada banyak keindahan alam yang masih asri dan perawan. Aku berharap,
jika nantinya tempat ini bisa ramai dan sudah dikenal banyak orang, suasana
alam yang bersih dan indah ini tetap terjaga dari tangan-tangan jahil yang biasanya
merusak alam dengan membuang sampah ataupun mencorat-coret sembarangan.
Aktifitas pertama yang dilakukan adalah terjun bebas atau jumping. Ada papan yang menuliskan untuk
berhati-hati karena licin, jadi harus benar-benar diperhatikan segala himbauan
yang ada. Sebagian besar teman-teman rombongan terjun bebas. Bahkan ada yang
ketagihan sampai terjun lebih dari dua kali. Alam di Sedandang ini memang sangat menyenangkan. Masih asri, dan sangat
indah. Ada yang minat ikutan ceblon?
Selesai terjun bebas, teman-teman berlanjut bermain air
lainnya. Menikmati terapung di air yang mempunyai kedalaman 7 meter. Mereka
membuat semacam lingkaran, berteriak-teriak, dan tertawa bersama. Sebuah pemandangan
yang unik, dengan latar belakang Negara yang berbeda, di sini mereka dan aku
sudah seperti teman/saudara besar. Moment yang tentu tidak bisa aku lupakan
saat ini.
Berkanyoning? Iya, aktifitas menuruni tebing ini
menjadi salah satu kegiatan penutup rombongan kami. Seluruh teman-teman sangat
berantusias melakukan Kanyoning di Sedandang. Satu persatu mereka menuruni
tebing dengan curahan air terjun, walau ketinggian sekitar 7 meter, namun
mereka tidak merasa takut. Malah sempat berhenti sejenak dan mengabadikan diri.
Sebuah pengalaman yang penuh sensasi tersendiri bagi teman-teman yang melakukan
Kanyoning. Tidak banyak tempat di
Indonesia yang mempunyai wisata untuk berkanyoning.
Berkanyoning (menuruni tebing) dengan hempasan air dari atas |
Seperti yang aku katakan, Sedandang adalah tempat yang asri. Mata air yang jernih dan suasana
alam masih sepi membuat aku sedikit terbuai. Kedamaian tidak hanya aku rasakan,
teman-teman yang selesai berkanyoning
pun merasakan kedamaian di alam ini. Aku dapat melihat itu dari tingkah laku
teman-teman yang menikmati ketenangan dan keindahan alam ini. Sedikit yang aku
bisa abadikan, namun ini tentu dapat menggambarkan seperti apa keindahan dan
ketenangan Sedandang. Bermain air,
dan mencoba menenangkan diri di tengah-tengah keindahan alam Curug Sedandang, Kaligono.
Sebenarnya pemandangan indah lainnya juga ada di sepanjang
sungai ini. Ada yang namanya Kedung Dowo,
juga ada sebuah air terjun dengan intensitas air yang turun tidak melimpah. Ada
juga sebuah kedung yang digunakan untuk ciblon
(terjun bebas saat mandi) yang namanya Kedung
Gubah, kedalamannya kedung ini adalah 3 meter. Saking banyaknya kedung di
sini, orang/warga setempat menyebut tempat ini adalah Kedung Rantai. Sebutan tersebut dikarenakan banyak kedung yang
berdekatan atau saling berkaitan. Di sini, aku dapat melihat bahwa Jawa Tengah,
khusunya Purworejo tidak kalah dengan kabupaten lain atas potensi wisata
alamnya.
Sebuah curug di bawah curug Sedandang. Namanya apa ya? Lupa aku. |
Kedung Gubah kedalaman 3 meter untuk ciblon anak-anak |
Setiap tempat wisata tentu mempunyai keindahan yang dapat
membuat tempat tersebut menjadi lebih dikenal. Harapanku untuk Curug Sedandang dan lainnya adalah,
kita bersama-sama menjaga alam ini agar tetap terjaga kebersihan dan
keindahannya. Jangan sampai kita memperlakukan secara berlebihan. Aku juga
berharap agar tempat ini ditambahi fasilitas Ban Dalam (pelampung), sehingga
bagi yang ingin Caving bisa juga
dilakukan. Juga ditambahi wahana untuk anak kecil, agar mereka lebih menikmati
tempat ini. Ada juga tempat sampah serta kamar mandi diperbanyak, sehingga
pengunjung bisa membuang sampah di tempatnya dan bisa mengganti pakaian dengan
lebih gampang. Semoga curug Sedandang
ini bisa menjadi destinasi wisata yang kunjungi oleh banyak wisatawan.
Dari sini, kita menjadi tahu bahwa banyak daerah potensi di Jawa Tengah yang belum dikenal dan tidak kalah indah dibandingkan daerah-daerah lain. Sedikit contohnya adalah Curug Sedandang ini. Jika hanya sebuah curug, tentu ada banyak ribuan curug di Indonesia. Namun fasilitas untuk berkanyoning tentu tidak semua tempat menyediakannya. Pada dasarnya, banyak tempat-tempat di sekitar kita yang indah, dan bisa dijadikan potensi destinasi wisata dengan baik. Salam lestari.
Dari sini, kita menjadi tahu bahwa banyak daerah potensi di Jawa Tengah yang belum dikenal dan tidak kalah indah dibandingkan daerah-daerah lain. Sedikit contohnya adalah Curug Sedandang ini. Jika hanya sebuah curug, tentu ada banyak ribuan curug di Indonesia. Namun fasilitas untuk berkanyoning tentu tidak semua tempat menyediakannya. Pada dasarnya, banyak tempat-tempat di sekitar kita yang indah, dan bisa dijadikan potensi destinasi wisata dengan baik. Salam lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar